Pascabencana, Minimnya Ketersediaan Air Bersih Untuk Penyintas Bencana Alam Pada Beberapa Huntap Di Kota Palu



Air bersih merupakan salah sektor sentral penunjang kesehatan masyarakat. Penggunaan air bersih secara berkala dapat membantu peningkatan kualitas kesehatan dan kelayakan hidup masyarakat di suatu daerah. Salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu air bersih dan sanitasi yang layak menuntut pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dengan baik,berdisiplin, dan berintegritas  untuk mewujudkan tujuan tersebut. Namun, permasalahan air bersih masih menjadi salah satu krisis yang melanda beberapa daerah di Indonesia termasuk Kota Palu pasca dilanda bencana alam pada tahun 2018 silam. Permasalahan air bersih di Kota Palu yang menjadi sorotan terjadi pada beberapa hunian tetap (Huntap) oleh penyintas bencana alam.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2021 tentang persentase rumah tangga,tipe daerah perkotaan dan sumber air minum layak di Provinsi Sulawesi Tengah (persen) menjelaskan bahwa daerah perkotaan mengalami kondisi fluktuatif tentang sumber air minum layak dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2021 terjadi penurunan sebesar 1,21%. Salah satu indikator penyebab menurunnya sumber air minum layak di perkotaan disebabkan oleh minimnya air bersih pada beberapa hunian tetap di Kota Palu oleh penyintas bencana alam. 

Pemerintah Kota Palu mengatakan ketersediaan air bersih di Huntap Satelit yang dibangun Kementrian PUPR untuk korban bencana di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga masih minim. "Dalam sehari hanya 2 jam air mengalir dari bak induk penampungan yang disiapkan PUPR", ujar Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Palu. Beberapa bulan terakhir, kondisi air bersih di hunian tetap tersebut masih menggunakan satu sumur dalam sebagai sentral.

Permasalahnan yang lain terjadi di wilayah Huntap Tondo I. Sejumlah warga huntap tersebut mendatangi Kantor BPPW Provinsi Sulawesi Tengah. Masalah yang mereka hadapi yaitu air bersih mengalir dua kali sehari dan keruhnya air ketika hujan serta debit air menurun ketika musim panas. 

Meninjau problematika tersebut, diperlukan partispasi aktif masyarakat dan keterbukaan pemerintah dalam menerima aspirasi. Perlu kita sadari bahwa penggunaan air bersih bersifat sensitif dalam kelangsungan hidup masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah harus peka,cepat,dan tepat dalam menangani permasalahan air bersih. Jikalau masalah air bersih dianggap sebelah mata oleh masyarakat terlebih lagi pemerintah maka akan menurunkan tingkat kesehatan dan kelayakan hidup serta akan menghambat indikator pembangunan lainnya sehingga diharapkan permasalahan air bersih di Kota Palu menjadi perhatian penting bagi Pemerintah Kota Palu. Hal itu disebabkan oleh mayoritas penyintas bencana alam yang tinggal di huntap merupakan masyarakat ekonomi kelas bawah.


Sumber:

BPS 2021, Persentase rumah tangga,tipe daerah perkotaan dan sumber air minum layak di Provinsi Sulawesi Tengah (persen)

 https://sultengraya.com/read/117361/warga-huntap-tondo-i-keluhkan-air-bersih/

https://www.antaranews.com/berita/2213318/ketersediaan-air-bersih-di-huntap-duyu-palu-masih-minim

Komentar

Postingan populer dari blog ini