Kemiskinan di Sulawesi Tengah Tahun 2021




Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan pembangunan yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan pendapatan antar daerah (inter region income gap). Masalah kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia bukan merupakan masalah baru. Bahkan kedua masalah itu telah menjadi topik pembicaraan dan fokus kebijakan pemerintah kolonial Belanda sejak permulaan abad ini ketika pemerintah kolonial Belanda meluncurkan suatu program anti kemiskinan yang dikenal dengan Politik Etis. Sesudah Indonesia merdeka, kedua masalah itu tetap terjadi perhatian pemerintah Indonesia. Meskipun kedua masalah itu telah lama hidup ditengah-tengah Bangsa Indonesia dan telah lama pula diupayakan untuk dihapuskan namun kemiskinan dan kesenjangan tetap ada dan hidup bersama bangsa ini.

Berbicara kemiskinan tentu melibatkan banyak pihak dalam penanganannya, begitu juga di sulteng. Secara umum, kemiskinan di Sulawesi Tengah mengalami penurunan baik dari sisi persentase maupun jumlah pada tahun 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) sulteng mencatat, persentase penduduk miskin sulteng periode september 2021 sebesar 12,18 persen, atau turun sebesar 0,82 persen dari periode maret 2021 yang berjumlah 13 persen. Begitupun dari sisi jumlah, penduduk miskin sulteng pada september 2021 sebesar 381,21 ribu orang, atau turun sebesar 23,20 ribu orang dibandingkan dengan maret 2021 yang berjumlah 404,44 ribu orang.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Penurunan persentase dan jumlah penduduk miskin sulteng, diantaranya adalah karena kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 4,95 poin pada september 2021 menjadi 101,76 dari 96,81 pada Maret 2021. Selanjutnya, karena Laju inflasi Maret-September 2021 turun sebesar 0,86 persen poin menjadi 0,52 dari 1,38 pada periode September 2020-Maret 2021, kemudian Inflasi pada September 2021 sebesar -0,04, sedangkan pada Maret 2021 tercatat sebesar 0,2,dan terakhir akibat adanya perubahan jumlah angka pengangguran pada periode Februari dan Agustus 2021.

Tren penurunan angka kemiskinan di Sulteng dapat menjadi salah satu indikator bahwa pembangunan di Sulteng yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah berjalan dengan baik melalui banyaknya program yang menyasar kepada masyarakat luas, baik itu sifatnya berupa dana stimulan untuk pertanian, kebutuhan hidup, kesehatan maupun pendidikan. Jika melihat lebih luas lagi maka pembangunan di Sulteng juga makin membaik dari waktu ke waktu.



                

Namun, dibalik penurunan tersebut Provinsi Sulawesi Tengah masih menempati 10 besar provinsi miskin di Indonesia. Masuknya Provinsi Sulteng dalam sepuluh besar Provinsi termiskin di Indonesia tentu menjadi ironi, karena merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Hampir semua sektor yang ada, sangat potensial untuk dikelola dan memberikan dampak kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi  pemerintah Sulawesi Tengah dalam membebaskan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai 10 provinsi termiskin di Indonesia tahun 2021. Di samping itu, diperlukan peran aktif masyarakat dalam menyukseskan program pengentasan kemiskinan agar kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tengah terus menurun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini